Buku Usang dan Sebuah Pesan yang Hilang #1
Hanya
bisa mematung di depan layar berukuran 14 inci, membiarkan air mata terus
terurai. Entah mengapa, yang jelas di hati ada yang tak baik. Beberapa kali
mencoba menengadah ke atas memandangi plafon bercat putih, dengan sedikit harap
bisa membendung derasnya air mata. Beberapa kejadian malam kemarin, membuat
telinga seolah tuli pada kalimat-kalimat lain. Perjuangan yang harus ditempuh,
kini memasuki babak barunya. Semoga belum terlambat untuk kembali mengingat
siapa sejatinya diri. Mungkin dicukupkan berperan mendengarkan semua
cerita-cerita, dan bukan sebagai bagian dari kisah apalagi berperan di
dalamnya. Bukan suatu hal yang berat dilakukan ketika pengorbanan sudah menjadi
kebiasaan. Sebagai permulaan, mungkin hari ini adalah hari yang berat karena
semua harus dipaksakan. Semoga dan semoga hati dikuatkan bukan untuk satu atau
dua hari, tapi setiap hari oleh Sang Maha Segala. Aamiin.
I knew the steps I had to take mentality, but I trust Allah SWT timing. It’s about to happen.
Comments
Post a Comment