Pagi yang cerah, matahari bersinar. Cahayanya menghangatkan. Menyelinap masuk melalui celah-celah dinding kaca yang dipasangi tralis besi. Di ruangan ini baru ada Bu April dan Pak Akbar, lalu aku. Obrolan kami masih terkait hasil audit eksternal beberapa waktu lalu (untuk ukuran jam 9 pagi, ini obrolan yang berat). Masih dalam ikhtiar tim kami untuk membuat institusi ini lebih baik. Yang menarik dari obrolan kami beberapa pesan dan perumpamaan yang disampaikan oleh Pak Akbar. "Saya tidak ingin seperti bunga sakura belanda, untuk menghasilkan bunga yang baik harus mengorbankan daun-daunnya. Saya sih maunya tetap jadi bunga di pohon mangga, bunganya banyak, buahnya juga banyak." (sembari tertawa kecil)
Comments
Post a Comment