SULUNG : Belajar 'Mikul Ndhuwur Mendhem Njero' (Goresan Si Sulung)

"I know how it feels when you are always being compared to other people. Tragically, the are the peolple closest to you." [sh]

Hai Sulung, apa kabar? Semoga ada harapan mendengar kabar mu baik-baik saja.
Bagaimana situasi di rumah, sudahkan suasananya membaik?
Kuatlah, kau kuat!
Mari sini, ku peluk. Sekurang-kurangnya supaya bisa menenangkan hatimu.

Dunia kian terasa kejam ya?
Materi, mau tak mau turut andil menentukan peran.
Sulung, jangan ditahan air mata mu. Menangislah.
Ia hanya terlalu dini mengenal rupiah.
Sehingga hanya dalam hitungan bulan Ia menjadi pribadi yang berbeda.

Sulung, besarkan hati mu. Sabar.
Ia merasa bebannya ganda, sampai-sampai berkata sebenarnya Ia-lah tulang punggung keluarga di depanmu.
Ia hebat Sulung, bisa berkuliah sembari meniti karir, mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Ia hanya keliru, jika mengira dulu engkau hanya sekedar kuliah.
Ia tak tahu Sulung, lapangkan hati mu. Maafkan.
Meski tangan belum juga menjabat, katanya, "yang tua dulu."

Ah, jangan engkau merasa tak ada aji-nya menjadi Sulung.
Sekarang adalah masanya Ia.
Ia menjadi angkuh, hanya karena belum tuntas belajar menjadi dewasa.

Perihal Bapak dan Ibu, lagi-lagi sabarlah Sulung.
Wajib bagi mu memegang teguh pepatah, 'Mikul Ndhuwur Mendhem Njero'
Bagaimanapun keduanya adalah orang tua mu.

Sulung, semangat ya!
Bapak dan Ibu sedang berproses juga menjadi orang tua yang baik.
Sulung, kau juga ya, berproseslah menjadi anak yang baik.
Si Sulung yang baik.
Jawabannya bukan sekarang, tapi esok.
Karena apapun yang sedang kamu lalui hari ini, tidak berhenti di hari ini.
Hari ini adalah tentang esok.

# MEI - Panjang Umur Hal Baik #

Comments

Popular posts from this blog

Dunia Kerja # Wanita (Mampu) Multitasking