Writes Matter #2 Memilih Pasrah

Tema: Saat paling berat dalam hidup teman², dan bagaimana ceritanya sampai bisa keluar dari kondisi tersebut?

---

Tahun 2020 menjadi titik balik kehidupan kami, sebelum ibu memutuskan 'menerima'.

Saya mengenal beliau secara tidak sengaja, booming-nya aplikasi BBM sekitar tahun 2016 menjadi awal mula kisah kami. Modus-modus kecil yang dituliskan beliau melalui pesan-pesan singkat menjadikan komunikasi diantara kami terjalin dengan baik. Adanya gap usia membuat saya begitu menaruh hormat pada beliau. Tahun 2019 akhir, beliau menyatakan keseriusan untuk membina hubungan bersama saya. Saat itu saya belum menaruh perasaan apapun kepada beliau, semuanya berbatas penghormatan. Beliau begitu gigih berjuang, tidak pernah memaksakan apapun kepada saya. Dan ketika saya meng-'iya'kan, ujian bagi kami justu datang dari pihak keluarga saya terutama ibu. Berbagai cara dilakukan beliau untuk melakukan pendekatan kepada keluarga saya. Termasuk sowan ke rumah saya dengan kedua orang tua juga kakak kandung beliau. Hati ibu saya belum juga terbuka, kata orang jawa 'antep'.

Pertengahan tahun 2020, orang tua beliau mulai mempertanyakan bagaimana arah hubungan kami. Jujur, bulan-bulan itu menjadi bulan yang sangat berat bagi saya dan beliau tentunya. Karena hubungan yang sudah melibatkan orang tua, tentunya bukan hubungan yang main-main. Terlepas dari usia kedua orang tua beliau yang sudah sepuh, dan usia beliau sendiri juga diburu kepala empat. Hingga pada satu titik, kami sama-sama memilih pasrah. Menyerah, meyerahkan semua pada-Nya. Saya ikhlas jika beliau memilih untuk sudah dan mulai berikhtiar untuk mencari perempuan lain. Beliau pun juga sudah mengikhlaskan saya, jika memang berjodoh semoga didekatkan, jika tidak, semoga dijauhkan. Kami diambang kegalauan, mau tidak mau keputusan memang harus dibuat. Menentang restu orang tua tentu tidak mungkin jadi pilihan. Hanya satu, pasrah. Hati kami sudah sama ikhlas, tidak lagi berat.

Ibu, apalagi yang ingin ibu ajarkan kepada saya ...