Posts

TIPS #1 MENCARI KOS-KOSAN

Welcome back to my blog! Kali ini Tentang Perjalanan bakalan berbagi tips buat kalian yang sedang bingung gimana cara atau pertimbangan apa saja yang penting banget sebelum kalian memutuskan untuk nge-kos alias jadi anak kosan. Luruskan niat! Kecil dan kelihatannya bukan suatu hal yang sulit sih. Tapi dengan niat yang baik, semua proses akan terasa ringan seberat apapun rintangannya. Meminta izin/pamit Kalau kalian sebelumnya tinggal dengan orang tua/keluarga/kerabat, pastikan keputusan untuk tinggal terpisah/nge-kos sudah disampaikan secara baik-baik. Jangan sampai keputusan dan niat baikmu justru dinilai lain karena kalian tidak pamit.  Jangan terburu-buru Tinjau beberapa lokasi, sebagai bahan pertimbangan. Jika kalian pelajar/mahasiswa, perhatikan jarak kos dengan sekolah/kampus. Bagaimana lingkungannya, kelistrikan, air, dan bangunannya. Sesuaikan dengan dana yang dimiliki dan dana secara berkelanjutan (buat bayar tiap bulannya). 4 tips itu dulu, tunggu tulisan selanjutnya yaa!

Mencari Rumah #1

Apa arti rumah? Bagaimanakah peran masing-masing orang di dalamnya? Katanya, rumah adalah tempat pulang. Katanya juga, rumah adalah kehangatan. Katanya, rumah adalah tempat kembali, istirahat paling nyaman. Katanya ... dan katanya. Bagi mereka keluarganya yang baik-baik saja, tidak akan pernah paham apa yang dirasakan oleh keluarga yang tidak baik-baik saja. Sebuah telinga untuk mendengar dan satu pelukan saja cukup, tanpa perlu menghakimi. 

Writes Matter #2 Memilih Pasrah

Tema: Saat paling berat dalam hidup teman², dan bagaimana ceritanya sampai bisa keluar dari kondisi tersebut? --- Tahun 2020 menjadi titik balik kehidupan kami, sebelum ibu memutuskan 'menerima'. Saya mengenal beliau secara tidak sengaja, booming-nya aplikasi BBM sekitar tahun 2016 menjadi awal mula kisah kami. Modus-modus kecil yang dituliskan beliau melalui pesan-pesan singkat menjadikan komunikasi diantara kami terjalin dengan baik. Adanya gap usia membuat saya begitu menaruh hormat pada beliau. Tahun 2019 akhir, beliau menyatakan keseriusan untuk membina hubungan bersama saya. Saat itu saya belum menaruh perasaan apapun kepada beliau, semuanya berbatas penghormatan. Beliau begitu gigih berjuang, tidak pernah memaksakan apapun kepada saya. Dan ketika saya meng-'iya'kan, ujian bagi kami justu datang dari pihak keluarga saya terutama ibu. Berbagai cara dilakukan beliau untuk melakukan pendekatan kepada keluarga saya. Termasuk sowan ke rumah saya dengan kedua orang tua

Writes Matter #1 Kun

Tema : Peristiwa, kebiasaan, kenangan masa kecil, yang masih membekas dalam hati teman-teman, yang kalau diingat saat ini, bisa membuncahkan rasa syukur. --- Tidak ada yang berbeda dari perang dingin yang ini dengan sebelum-sebelumnya. Saya dan adik pun masih dengan kebiasaan yang sama, lebih memilih mengurung diri di kamar. Merangkai semua pertanyaan yang muncul dipikiran masing-masing. Seperti yang sudah-sudah, ayah dan ibu tidak saling bertegur sapa. Siang, sekitar pukul satu. Ibu meminta saya datang ke pasar untuk mengambil uang sebesar 100 ribu rupiah, tanpa sepengetahuan ayah tentunya. Mendekati menit akhir penutupan pendaftaran ujian masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN. Tidak ada ingin untuk sekolah (lagi), dalam pikiran saya hanya tentang bagaimana bisa bekerja setelah lulus. Hanya demi memenuhi harapan ibu agar saya 'mencoba', jika tidak lolos tak masalah bagi ibu untuk merelakan uang 100 ribu. Beberapa kali ibu berpesan, " westalah Nduk, 'kun&#

Tentang Kita # Aku dan Diriku (Sendiri)

Namanya Ibu Oki, awardee LPDP tahun ini untuk program studi S-3. 

Wanita Hebatku

Setiap aku ingin menuliskan tentangnya, aku lebih suka menggunakan kata ibu.

Perjalanan # Tentang Menjadi Dewasa

Suasana rumah masih sama, dingin. Diamnya menguji kesabaran seisi rumah. Tidak ada yang salah, dan tak tahu salahnya dimana. Ketika ditanya, 'ada apa?' atau 'kenapa?', dia memilih acuh dan berlalu. Satu pesan beliau kepada saya, sabar. Kali pertama saya merasakan kekuatan yang luar biasa dari beliau untuk berpesan kepada saya agar bersabar. Ah, bahasa cinta seorang ibu memang dahsyat.